Pengumuman

Polinema Menjalani Visitasi Akreditasi Internasional

  • Jun 17, 2020

image

Malang - Politeknik Negeri Malang (Polinema) sangat serius mewujudkan diri sebagai pendidikan tinggi berskala internasional. Bahkan tak tanggung-tanggung, Polinema divisitasi oleh ASIC (Accreditation Services for International Schools, Colleges & Universities), Rabu (17/6/2020).

ASIC merupakan badan akreditasi independen internasional spesialisasi akreditasi sekolah, perguruan tinggi, universitas, organisasi pelatihan dan penyedia pendidikan online dan jarak jauh, baik di Inggris maupun di luar negeri. “Alasan kami mengajukan kepada ASIC ini karena juga mengakreditasi D3 dan D4 pendidikan vokasional seperti Polinema ini,” ungkap Doddy Maulana, SE, MT, MSc, Kepala Kantor Jaminan Mutu (KJM) Polinema.

Selain itu, ASIC telah mengakreditasi banyak lembaga di luar negeri dan telah melakukan akreditasi di seluruh dunia, baik di Asia, Amerika, Australia, Afrika, Eropa, Timur Tengah, dan lainnya. Selain itu, ASIC diakui oleh UKVI di Inggris, sebagai badan akreditasi anggota Kelompok Kualitas Internasional CHEA di AS, dan anggota British Quality Foundation. “Informasinya, ASIC telah mengakreditasi lebih 300 PT di lebih 60 negara, dengan banyak bidang ilmu,” imbuh Doddy.

Polinema mengajukan 20 prodi dari 7 jurusan untuk di akreditasi internasional, diantaranya 7 prodi Teknik Elektro, 4 prodi Akuntansi, 2 prodi Administrasi Niaga, 2 prodi Teknik Mesin, 2 prodi Teknik Sipil, 2 prodi Teknik Informatika, dan 1 prodi Teknik Kimia. “Kami optimis karena tadi tanggapannya positif terhadap semua prodi. Bahkan mereka bilang, sudah saatnya kalian go internasional. Ini menambah keoptimisan kami. Hasilnya akan diumumkan pada awal Juli 2020 nanti,” beber dosen teknik elektro ini.

Polinema optimis lolos akreditasi internasional, lantaran beberapa item penilaian yang diminta ASIC telah dijalankan Polinema. Seperti kelas internasional, kerjasama double degree, joint degree, joint research, dan lainnya dengan mewadahi mahasiswa asing dari seluruh dunia. “Kami optimis memenuhi beberapa area penilaian dari 8 area operasi penilaian. Minimal 4 area operasi, kita akan dinyatakan lolos, dan 7 area operasi untuk status premium,” papar dosen teknik elektro ini.

Untuk mempersiapkan akreditasi internasional ini butuh waktu sekitar 9 bulan sejak Juli 2019. Lebih dari 300 dokumen softcopy dan aplikasi sudah dikirimkan, untuk dipersentasikan oleh jajaran manajemen (Direktur, Pudir, KJM, dll), jajaran prodi dan mahasiswa alumni/perusahaan pengguna.

Polinema harus melalui 2 tahapan penilaian, yakni Remote Inspection secara online dan Physical Inspection secara offline usai pandemi. “Hari ini tahapan Remote Inspection online, nanti Physical Inspection offline ketika pandemi reda. Namun ketika lolos online ini, Polinema dinyatakan sudah terakreditasi internasional. Walaupun jangka waktunya sementara 1 tahun. Namun saat lolos fisik offline, durasinya 4 tahun,” urai Doddy.

Selain itu, lanjut Doddy, kelas internasional hanyalah bagian dari beberapa kelas dalam prodi. Ketika prodi mendapatkan akreditasi internasional, maka kelas-kelas lain dalam prodi berpotensi menjadi kelas internasional. “Tak hanya di Polinema, namun bisa bekerjasama dengan kampus nasional dan luar negeri terakreditasi internasional,” optimisnya bahwa Polinema akan menjadi Politeknik kedua di Indonesia yang terakreditasi internasional setelah Polteban yang memiliki 10 prodi terakreditasi internasional.

Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Malang, Drs Awan Setiawan, MMT, MM mengatakan, adanya kelas internasional dari 5 prodi di Polinema yang selama ini bekerjasama dengan universitas luar negeri dalam program doubel degree, joint degree, joint/collaboration research, student exchange, summer camp dan lainnya, akan memudahkan proses akreditasi internasional. Sehingga networking Polinema akan semakin lebih luas.

“Selain itu, dalam aturan Dikti, ketika PTN memiliki akreditasi internasional, maka bisa mengarah ke PTN-BH. Saat ini Polinema memiliki akreditasi institusi nasional A, dan berstatus BLU. Nantinya, ketika Polinema memiliki akreditasi internasional, akan banyak keuntungan jika terealisasi. Salah satunya PTN-BH,” jelas Awan, sapaan akrabnya.

Pun ketika memiliki label akreditasi internasional, Polinema bisa bekerjasama dengan universitas luar negeri yang juga terakreditasi internasional. Sehingga kualitas institusi dan lulusannya berstandar internasional. “Seringkali yang dijadikan acuan kerjasama adalah standar internasional. Tak hanya internasional, perguruan tinggi nasional pun dapat bekerjasama di level  yang sama. Sehingga terjadi perbaikan kualitas bersama di level internasional,” jelas Pembantu Direktur 1 Polinema, Supriatna Adi Suwignyo, ST, MT.

Latar belakang Polinema sebagai pendidikan tinggi go internasional ini, merupakan renstra visi misi pendidikan tinggi unggulan berdaya saing global yang dimulai secara bertahap. Di antaranya 2015-2019 mengembangkan daya saing nasional, 2020-2024 mengembangkan daya saing tingkat regional Asean, Asia, dan Asia Pasifik, dan 2025-2029 mengembangkan daya saing tingkat global semua benua, serta penguatan pada 2030-2034.